Entri Populer

Minggu, 16 Januari 2011

Cita-cita ya itulah sepenggal kalimat yangs sering kita selalu pertanyakan kepada anak-anak, semua orang tua pasti pernah menanyakan kalimat itu kepada anak-anaknya, dan termasuk sayapun pernah ditanya seperti itu oleh orang tua saya ketika saya kecil dulu, atau belum banyak mengerti apa itu yang dimaksud dengan cita-cita, tapi saya tetap menjawabnya dengan lugu dan tanpa mengerti dengan apa yang saya jawab, kira-kira seperti ini penggagalan kalimat pertanyaan yang diutarakan orang tua saya kepada saya ketika saya kecil, kira-kira bunyinya seperti ini :
“oman cita-cita kamu kalau sudah besar mau jadi apa?? Tanya orang tuaku kepada ku, sebelum aku menjawab saya akan menjelaskan sedikit siapa oman itu, oman bukan sebutan sebuah negara yang ada di Asia kalau tidak salah saya, tapi sebutan oman adalah nama kecilku ketika aku masih kanak-kanak, dan sampai sekarang masih ada juga beberapa temanku yang memanggil saya dengan pangilan oman, kedengarannya memang agak janggal ditelinga sebutan oman itu, saya juga tidak mengerti kenapa orang tua saya dulu memanggil nama saya ketika saya kecil dengan sebuah panggilan ‘ oman’ saya hanya menurut saja ketika nama kecil saya diberi nama oman, karena memang pada waktu itu saya belum mengerti arti sebuah nama, sebenarnya nama asli saya adalah Abdurrohman, cukup bagus bukan nama saya, dan yang pasti saya bukan orang yang pernah menjadi seorang presiden di negara Indonesia , saya hanyalah abdurrohman yang tinggal didesa, kalau dilihat-lihat nama saya enakan kalau dulu panggil nama kecil saya dengan sebutan rahman saja atau abdur mungkin akan kedengaran lebih bersahaja ditelinga dari pada sebutan oman, hehe dan saya juga tidak tau pasti kenapa orang tua saya lebih memilih nama oman dari pada abdur atau rahman, mungkin kelihatan lebih singkat, pdat, dan jelas begitu memanggil nama oman dan jarang dipakai oleh orang lain tidak seperti nama abdur atau rahman yang sudah sangat pasaran hehe.
Kembali lagi ke masalah cita-cita yang pernah ditanyakan kepada saya oleh orang tua saya, dan penjelasan diatas hanyalah intermezzo agar anda semua tidak salah faham dalam mengartikan kalimat ‘oman’, apabila anda membaca tulisan ini. Sayapun menjawab pertanya tentaang cita-cita saya yang dipertanyakan oleh orang tua saya, dengan polos dan lantangnya saya menjawab “ oman kalau sudah besar ingin menjadi polisi pak”, mendengar jawaban yang keluar dari mulut polos saya orang tua saya pun manggut-manggut dan berkata mudah-mudahan cita-cita oman tercapai untuk menjadi seorang polisi, dan biar bisa menjadi seorang polisi oman harus belajar dengan sungguh-sungguh dan dibarengi dengan berdoa, dan sesaaat kemuadian saya pun hanya memanggutkan kepala tanpa mengerti maksud dan tujuan kalimat yang diucapkan oleh orang tua saya,yang jelas asaya sudah mempunyai cita-cita, akan menjadi apa saya ketika sudah besar nanti. dan kemudian orang tua sayapun kembali mengajukan pertanyaan yang kedua untuk saya, mengapa kata nya, oman mau menjadi seorang polisi? Dan dengan polos sayapun menjawab oman menjadi polisi karena oman mau bawa-bawa pistol kemana-mana, dan mendengar jawaban polos saya orang tua saya hanya tersenyum simpul kepada saya.
Ya itulah mungkin sedikit penggalan tentang cita-cita yang pernah selalu ditanyakan orang tua kita kepada kita pada waktu kita kecil, jawaban-jawaban polospun akan keluar dari mulut kita ketika kita akan menjawab pertanyaan tentang cita-cita kita apabila kita sudah besar nanti, tapi kadang juga tidak semua jawaban polos itu keluar dengan sendirinya, dan sebagian ada juga anak-anak yang ketika ditanyakan tentang cita-citanya dia menjelaskan secara jelas apa cita-citanya ketika ia sudah besar nanti, dan ia benar-benar serius untuk menggapai cita-citanya itu sampai ia bisa mewujudkan cita-citanya itu, dan ia membuktikan kepada orang tuanya bahwa apa yang ia ucapkan ketika ia kecil memang terbukti ia menjadi seorang yang sesuai dengan cita-citanya, tapi banyak juga cita-cita yang ia sebutkan hanyalah kepolosan belaka yang ia sebutkan ketika ia kecil tanpa mengerti apa yang ia sebutkan, dan banyak juga cita-cita yang terwujud tidak sesuai dengan apa yang ia cita-cita sewaktu kecil dulu, atau dalam artikata ia membelot dari apa yang ia ucapkan ketika waktu kecil dulu, dan tentunya itu semua dikarenakan banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya, diantaranya mungkin semakin matangnya tingkat berfikir kita dan kita semakin mengerti dengan apa yang kita ucapkan dengan dengan berbagai macam pengalaman yang dia laluinya. kembali lagi dengan cita-cita saya, saya adalah termasuk salah satu kedalam manusia yang membelot dari apa yang saya ucapakan ketika waktu saya kecil dulu, dulu saya pernah bercita-cita untuk menjadi polisi, karena mungkin dulu yang ada didalam pikiran saya hanya seorang polisi dan gambaran seorang polisi itu gagah, berani, kemana-mana membawa pistol dan seorang polisi pastinya alak ditakuti oleh siapapun, ya itulah pemikiran saya waktu saya kecil dulu tentang seorang polisi makanya saya sangat bercita-cita untuk menjadi seorang polisi.
Tapi sekarang apa cita-cita saya???
Silahkan tanyakan kepada saya.
Seorang polisikan?
Jawabannya jelas sangat tertulis TIDAK. Saya tidak mau menjadi seorang polisi. Karena apa? Ya tentu ada alasannya dan alasan itu sangat banya sekali tidak bisa saya sebutkan satu persatu tentunya karena memang sangat banyak alasan mengapa seseorang tidak mau menjadi seorang polisi. Alasan yang tentu mendasar yang menjadi alasan saya pribadi tidak mau menjadi seorang anggota polisi adalah saya tidak mau menjadi bahan sumpah serapah masyarakat, mengapa begitu? Ya lihat saja kelakuan polisi saat ini bagai mana dan tentunya anda semua juga pasti sudah mengetahuinya, tidak perlu saya jelaskan panjang lebar. Dan yang pasti setalah besar sekarang saya mempunyai cita-cita yang harus saya capai yaitu saya mau membahagiakan orang-orang yang saya sayangi terutama orang tua saya yang telah membesarkan saya dengan penuh kasih sayangnya yang tiada duanya, dan saya ingin menjadi orang yang berguna bagi orang lain, itulah cita-cita saya gag muluk-muluk kok, mudah-mudahan tercapai, amiiiiin..
Dan inti dari semua ini adalah, kita semua berhak memiliki dan menyebutkan apa cita-cita kita terserah anda apa saja cita-cita anda semua sah dan berhak dimiliki, seperti kata pepatah raihlah cita=cita setinggi lagit, itu artinya kita boleh menginginkan cita yang besar ,tapi perlu digarisbawahi semua cita-cita yang kita sebutkan dan kita inginkan adalah semua nya harapan yang harus digapai dan diraih , apa bila kita mendapatkannya , maka kita akan merasa bangga dan senang karena semua apa yang kita impikan tercapai, tetapi apabila semua cita-cita kita tidak tergapai setelah kita melakukan semua usaha dan disertai berdoa maka kita harus bisa mengendalikan diri kita agar apa yang telah kita lakukan atau lalui semua bermanfaat dan pasti dibalik kegagalan yang tidak capai terselip sebuah hikmah yang sangat besar yang bisa kita ambil.



2 komentar:

  1. sebuah impian yg ditinjau oleh berbagai macam orrang untuk mengetahui buat apa tujuan hidup kita

    BalasHapus